DIPERSILAHKAN MENYEBARKAN ARTIKEL BLOG DENGAN MENYERTAKAN LINK SUMBERNYA

Minggu, 06 September 2015

Beribadah Dengan Al-Jarh wa Ta'dil

BAGAIMANAKAH BERIBADAH KEPADA ALLAH
DENGAN ILMU AL-JARH WAT TA'DIL ?
   

Al-'Allamah Prof. Dr.
Rabi' bin Hadi Al-Madkholi hafidzahullah


Pertanyaan

Semoga Allah menjaga anda, bagaimanakah caranya kita beribadah kepada Allah azza wa jalla dengan ilmu al-jarh wat ta'dil yang mana itu termasuk diantara ilmu yang paling mulia ?

Jawaban:

Apabila engkau telah sampai kepada tingkatan tersebut berupa keilmuan dan sifat waro' dan zuhud dan ikhlas karena wajah Allah, maka engkau akan mengetahui bagaimanakah bertaqorrub kepada Allah dengan hal itu dan bahwasanya dengan hal itu engkau melakukan penjagaan terhadap agama.

Ilmu al-jarh wat ta'dil merupakan ilmu yang agung dan tidak menggelutinya kecuali beberapa gelintir manusia, bahkan kebanyakan dari pembesar ahli penghafal hadits para ulama tidak memperhitungkan mereka dalam bidang al-jarh wat ta'dil.

Dan aku katakan kepada kalian bahwasanya aku bukanlah termasuk ulama al-jarh wat ta'dil !

Dan aku menasehatkan kepada para ikhwan untuk meninggalkan sikap ghuluw/ berlebihan melampaui batas -baarakallahu fikum-.

Aku adalah seorang pengkritik, kritikus !

Aku mengkritisi beberapa dari orang-orang tertentu pada kesalahan-kesalahan mereka.

Maka kemudian manusia melambungkannya -baarakallahu fikum- aku berlepas diri kepada Allah dari sikap ghuluw.

Janganlah kalian mengatakan : «Asy-Syaikh Robi' adalah seorang imam dalam bidang al-jarh wat ta'dil», selamanya! aku bersaksi kepada Allah bahwa aku membenci ucapan tersebut, tinggalkanlah tindakan-tindakan yang berlebihan tersebut wahai sekalian ikhwah.

Demi Allah, sejak dulu sesungguhnya aku di atas tabiatku, aku tidak menyukai perkara-perkara tersebut dan tatkala aku mendapati keberadaan Ibnu Khuzaimah dengan gelaran imamnya para imam, dan demi Allah beliau memang merupakan seorang imam, namun gelaran sebagai imamnya para imam aku memandangnya berat, demi Allah.

Dan gelaran-gelaran telah merasuki kaum muslimin, lihatlah bagaimana pembicaraan para sahabat : telah berkata Umar, telah berkata Utsman, telah berkata Ali, telah berkata demikian...

Dan kami tidaklah lebih tinggi dan mulia !! -baarakallahu fikum-

Tinggalkanlah oleh kalian tindakan melebih-lebihkan tersebut !

Dan bagi orang yang memiliki ilmu dan mengetahui manhaj salaf silahkan untuk mengkritisi.

Sudah! para ulama al-jarh wat ta'dil telah menjelaskan kepada kita tentang keadaan-keadaan para pendusta dan para perawi yang matruk (ditinggalkan periwayatannya) dan menjelaskan para perawi yang buruk hafalannya dan jelek dan yang selainnya, juga mereka telah menjelaskan keadaan-keadaan para perawi yang tsiqoh terpercaya dan teruji kredibilitasnya dan para hufadz ahli penghafal hadits dan yang selainnya.

Kami adalah para pengkritik, aku adalah seorang pengkritik yang lemah, aku mengkritisi beberapa kesalahan yang mana orang-orang selainku telah diam darinya atau lalai darinya, tinggalkanlah perkara-perkara yang demikian itu (menggelariku dengan gelaran yang berlebihan) -baarakallahu fikum-

Yakni orang-orang yang memiliki ilmu dan mengetahui manhaj salaf dan dia melihat disana ada kebid'ahan yang jelas di hadapannya hendaklah dia menjelaskan kebid'ahan tersebut karena berharap wajah Allah, memberikan nasehat karena mengharap wajah Allah tabaaroka wa ta'ala, dalam rangka melakukan penjagaan terhadap agama.

Datang seorang ahli bid'ah menodai agama dengan kebid'ahannya dan dia berbicara tentang Allah tanpa dasar ilmu dan menyebarkan berbagai kesesatannya di balik kedok agama, sama saja baik itu kesalahannya dalam permasalahan aqidah, ibadah, manhaj, politik, perekonomian dalam suatu perkara diantara berbagai perkara tersebut.

Saat ini fenomena sikap ghuluw berlebihan tersebar dalam medan dakwah salafiyyah serta tersebar pula tindakan-tindakan berlebihan dan membesar-besarkan suatu perkara, hingga sebagian mereka telah sampai pada tingkatan rafidhah dan sufiyyah dan sekte wihdatul wujud (dalam bersikap ghuluw terhadap ulama) dan kita berlepas diri kepada Allah dari sikap ghuluw tersebut.

Maka tempuhlah oleh kalian manhaj salaf dalam sikap pertengahan dan tegak lurus seimbang dan menempatkan manusia sesuai kedudukan mereka tanpa suatu pun dari sikap ghuluw  berlebihan -baarakallahu fikum-

Kita saat ini di medan para penuntut ilmu, kami melakukan kritikan atas sebagian kesalahan-kesalahan yang mana kami memiliki suatu pengetahuan tentangnya.

Maka aku menasehatkan kepada kalian sekalian wahai para ikhwah, hendaklah kalian berjalan di atas jalannya para salafush sholih, dari segi pembelajaran, dari segi akhlaq, dari segi metode berdakwah ! tanpa bersikap keras lagi kaku, tanpa pula bersikap ghuluw/ berlebih-lebihan !

Dakwah yang diiringi dengan kelembutan dan rasa kasih sayang serta akhlaq yang tinggi, demi Allah akan tersebar dakwah salafiyyah.

Dakwah salafiyyah saat ini sedang mengalami kemerosotan/ terkikis dan orang-orang yang menggabungkan diri ke dalam dakwah telah menggerogoti dakwah.

Aku tidaklah mengatakan salafiyyun (yang melakukan penggerogotan tersebut), -namun aku katakan, yang melakukan itu yaitu- orang-orang yang menggabungkan diri ke dalam dakwah salafiyyah, sebagian dari mereka menggabungkan diri dalam rangka melakukan kedholiman terhadap manhaj salaf ini.

Mereka menggerogoti dakwah di hadapan manusia, mereka memperjelek citra dakwah salafiyyah dengan cara yang demikian itu.

Maka aku menasehatkan kepada orang yang demikian keadaannya untuk bertaqwa kepada Allah azza wa jalla dan hendaklah mempelajari ilmu yang bermanfaat serta beramal dengan amalan yang sholih dan mendakwahi manusia di atas ilmu dan sikap hikmah.

Wahai para ikhwah, situs-situs internet sekarang ini begitu buruk dan semua orang mencibir serta menertawakan terhadap apa yang dinamakan dengan salafiyyin, mencemooh mereka sambil bertepuk tangan gembira -baarakallahu fikum-

Bagi orang-orang diantara kalian yang mempelajari dan memahami tafsir, hendaklah dia mempersembahkan kepada manusia artikel- artikel seputar tafsir, ayat-ayat yang berkaitan dengan hukum-hukum tertentu, ayat-ayat yang berkaitan dengan akhlaq, ayat-ayat yang berkaitan dengan aqidah, begitu sudah! dan disebarkan kepada umat manusia, yang demkian itulah yang namanya dakwah!

Bagi yang memiliki kemapanan dalam bidang ilmu hadits -baarakallahu fikum- menyebarkan artikel-artikel tentang makna-makna suatu hadits dan yang tercakup dari hadits tersebut berupa hukum-hukum halal dan haram dan dari akhlaq dan yang selain daripada itu.

Penuhilah dunia ini dengan ilmu, manusia sangat membutuhkan terhadap ilmu agama ini.

Tindakan saling mencaci maki dengan kata-kata yang tidak pantas tersebut telah memperburuk citra manhaj salafi dan membuat manusia lari darinya.

Tinggalkanlah tindakan saling mencaci maki tersebut, sama saja baik itu di internet atau di forum apapun dari suatu forum dan di suatu negeri dari negeri mana pun, persembahkanlah kepada umat manusia ilmu yang bermanfaat!

Dan perdebatan jangan kalian masuk di dalamnya bersama orang-orang dan bersama diri kalian sendiri.

Dan sungguh kalian telah membaca dalam kitab ini -yang menerangkan- bahwa para salaf dahulu lari dari perdebatan.

Janganlah saling berdebat kecuali pada keadaan darurat, dan tidaklah mendebat kecuali seorang yang alim lagi memiliki kemampuan untuk menumpas ahli bid'ah.

Dan janganlah kalian masuk dalam permusuhan sebagian kalian dengan sebagian yang lain.

Dan apabila terjadi sesuatu dari kekeliruan maka kembalikanlah permasalahannya kepada ahli ilmu, janganlah masuk ke dalam pemberitaan yang simpang siur dan penuh kedustaan.

Dikarenakan yang demikian itu menghilangkan dakwah salafiyyah dan memudaratkannya dengan kemudaratan yang luar biasa, tidak pernah tersaksikan dalam pentas sejarah yang semisalnya.

Dan berbagai perantara yang jahat ini, internet setan telah mendukung timbulnya berbagai problematika.

Dan setiap orang yang menuangkan isi kepalanya dia telah meletakkan musibah dirinya di internet.

Tinggalkanlah hal-hal yang demikian itu

Berbicaralah kalian di atas ilmu, yang demikian membuat kalian mulia dan membuat mulia dakwah kalian, dan bagi yang tidak memiliki ilmu janganlah menulis kepada manusia, tidak di internet tidak pula di yang selainnya ! -baarakallahu fikum-

Dan menjauhlah kalian dari dendam dan iri dengki ! kalau tidak, demi Allah kalian akan mematikan dakwah ini.

Dan aku berharap tidak ada dari kalian seorang pun yang turut berserikat dalam malapetaka tersebut.

Aku memohon kepada Allah agar mengokohkan kami dan kalian di atas sunnah.

Dengarkanlah wahai para ikhwah barangsiapa yang memiliki ilmu dan (memahami) hukum-hukumnya maka hendaklah dia menulis di internet dengan apa yang dapat memberi manfaat kepada manusia, menulis dalam bidang tafsir -dan dia merasa percaya diri dalam hal itu- mencakup aqidah, akhlak, dan hukum-hukum, dan... dan.... yang selain daripada itu -baarakallahu fikum- dan ilmu tafsir sangatlah luas bagaikan samudera, demi Allah... kalian akan tenggelam dengan samudera tersebut.

Seluruh hadits-hadits ada di sisi kalian, jelaskanlah! ambillah sebagai pertolongan terhadap yang demikian itu melalui penjelasan para ulama dengan penjelasan yang teliti dan kemudian persembahkan lah kepada orang-orang, -berbagai kajian- dalam bidang aqidah, dalam permasalahan peribadatan dalam bidang akhlak dengan cara yang penuh hikmah dan penuh ketenangan, bermanfaat bagi manusia.

Demi Allah kalian akan menyaksikan bagaimana pesatnya kemajuan, dan perkembangan dan betapa bersinarnya dunia dari dakwah yang demikian itu.

Adapun sekarang ini engkau mendholimi dakwah salafiyyah dengan cara-cara seperti itu. -baarakallahu fikum-

Aku menasehatkan kepada kalian untuk meninggalkan perdebatan dan permusuhan di internet dan juga di berbagai forum, aku menasehatkan kalian dari yang demikian itu -baarakallahu fikum-

Dan bagi yang memiliki ilmu hendaklah berbicara di atas ilmu, menulis di atas ilmu, berdakwah di atas ilmu berdakwah di atas hujjah dan dalil-dalil.

Dan jauhilah oleh kalian perselisihan dan sebab-sebab perpecahan janganlah kalian memprovokasikannya di antara kalian!

Dan apabila terjadi pada seseorang suatu kesalahan, hendaklah dia memaparkan kesalahan tersebut kepada ulama, dan mereka akan merangkul tangannya (menasehatinya) dan -menetapkan- bagaimana cara mengobatinya.

Semoga Allah memberkahi kalian dan meluruskan langkah kalian dan mempersatukan antara hati-hati kalian baarakallahu fikum



Thullabul Ilmi Yaman