ABU 'ALI ABDUL HAKAM BIN ALI AT-TAMIMI
DAN PENERAPAN PENDIDIKAN MANHAJ
PADA ANAK SEJAK DINI
Oleh: Abu Usamah Adam bin Sholih bin
Ubaid Al-Bajani Alu Iskandar Alam
الحمد لله و الصلاة و السلام على رسول الله و على آله و صحبه أجمعين ثم أما بعد
Kepada ikhwah
salafiyyin para penuntut ilmu, para pembenci taqlid buta, kepada mereka semua
yang masih mempunyai sikap adil dalam menilai sesuatu, yang masih tersisa
padanya setitik fitrah, yang mencintai al-haq melebihi apapun itu....
Tidak tersembunyikan
bagi kita semua betapa pentingnya bagi kita untuk menaruh perhatian terhadap
permasalahan adab dan akhlaq di dalam agama kita yang lurus ini.
Karena sesungguhnya
agama Islam merupakan agama yang penuh dengan adab.
Al-Imam Ibnul Qoyyim
rahimahullah berkata di dalam kitab
Madarijus Salikin, "adab merupakan agama secara keseluruhan"
Dan tidak diragukan
lagi bahwasanya barangsiapa yang berhias dengan adab maka sungguh dia telah
meraih kebaikan yang banyak serta keutamaan yang besar.
Demikian pula
sebaliknya, barangsiapa yang terluputkan darinya adab maka dia akan terjerembab
ke dalam lembah kenistaan akhlaq yang rendah.
Oleh karena itu Nabi
shalallahu alaihi wa sallam bersabda
dalam hadits Abu Huroiroh, "sesungguhnya aku diutus dalam rangka
menyempurnakan kebaikan akhlaq " [HR.
Al-Bukhori dalam adabul mufrod]
Dan beliau pun
bersabda, "sungguh tidaklah seseorang diberi dengan suatu pemberian yang
lebih baik dibanding akhlaq yang terpuji" [Hadits dishohihkan oleh asy-syaikh Al-Albani dalam sohihul jami']
Oleh karena itulah
dahulu para salafus sholih, mereka menyadari betapa agungnya perkara adab dalam
Islam, maka mereka mencurahkan segala upaya dengan keseriusan yang tinggi demi
menaruh perhatian terhadap pembelajaran serta pendidikan adab-adab syar'i dan
juga akhlaq yang terpuji kepada anak-anak mereka sejak usia dini.
Sebagaimana Rasulullah
shalallahu alaihi wa sallam
mencontohkan dalam sebuah hadits, "Wahai
anak kecil ucapkanlah bismillah dan makanlah dengan tangan kananmu dan mulailah
dengan memakan makanan yang terdekat darimu"
Perkara adab
merupakan sebuah tuntutan yang asasi dan dahulu para salaf begitu mengedepankan
mempelajari adab sebelum menuntut ilmu, padahal menuntut ilmu merupakan
perantara terbaik bagi seorang hamba untuk dapat mengenal Rabbnya subhanahu wa ta'ala,
Allah ta'ala berfirman, "maka pelajarilah/
ilmuilah bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali
Allah semata " [Al-Qur'an]
Ayat di atas
menunjukkan kepada kita tentang betapa agungnya kedudukan ilmu, dari sisi
bahwasanya Allah menjadikan mempelajari ilmu lebih didahulukan daripada asas
tauhid itu sendiri yang justru karenanya lah manusia dan jin diciptakan, lebih
dari itu dahulu para salaf dengan pemahaman mereka yang mendalam terhadap agama
ini, justru memberikan penekanan terlebih dahulu terhadap pembelajaran adab
serta akhlaq sebelum mempelajari ilmu, dikarenakan mereka begitu memahami
bahwasanya sebuah ilmu tak kan berarti serta bermanfaat bagi pemiliknya tanpa
keberadaan adab, sebagaimana pula perealisasian wujud penghambaan seorang hamba
kepada Rabbnya tidaklah dapat teraplikasikan dengan benar melainkan terlebih
dahulu mempelajari ilmu tentangnya.
Al-Imam Malik rahimahullah berkata kepada seorang
pemuda dari suku Quraisy :
يا ابن أخي تعلم الأدب قبل أن تتعلم العلم
"wahai anak
saudaraku pelajarilah adab, sebelum engkau mempelajari sebuah ilmu"
Beliau berkata
demikian dikarenakan beliau begitu memahami keutamaan berhias dengan adab sejak
usia dini, sebagaimana beliau menceritakan : "
كانت أمي تعممني و تقول -اذهب إلى ربيعة فتعلم من أدبه قبل علمه
"dahulu ibuku
memakaikanku sorban dan mengatakan kepadaku; pergilah engkau kepada Rabi'ah dan
pelajarilah adab beliau sebelum engkau mempelajari ilmunya"
Al-Imam Sufyan
At-Tsauri berkata :
كان الرجل إذا أراد أن يكتب الحديث تأدب وتعبد قبل ذلك بعشرين سنة
"dahulu apabila
seseorang ingin menulis sebuah hadits dia terlebih dahulu mempelajari adab dan
beribadah sejak dua puluh tahun sebelumnya"
Dan sebagian salaf
berkata :
يا بني لأن تتعلم بابا من الأدب أحب إلي من أن تتعلم سبعين بابا من أبواب العلم
"wahai anakku
engkau mempelajari sebuah bab berkaitan dengan adab lebih aku senangi daripada
engkau mempelajari tujuh puluh bab dari bab-bab ilmu"
Wahai para ikhwah,
sesungguhnya termasuk pokok dasar manhaj salaf adalah pemuliaan terhadap
pengemban syariat yaitu para ulama serta beradab terhadap mereka, al-imam
At-Thohawi berkata :
وعلماء السلف من السابقين ومن بعدهم من التابعين أهل الخير و الأثر و أهل الفقه و النظر لا يذكرون إلا بالجميل
"dan para ulama
salaf dari generasi pertama dan yang setelah mereka dari kalangan tabi'in ahlul
khoir dan pengikut atsar serta ahli fiqih dan ahli berpendapat mereka semua
tidaklah disebutkan melainkan dengan penyebutan yang indah..."
Problematika mendasar
saat ini di sisi sebagian orang-orang yang menisbatkan diri kepada
"tholabul ilmi" yang sangat mendesak pembenahannya adalah degradasi
moral dan krisis akhlaq serta adab yang menimpa sebagian mereka.
Para ikhwah penuntut
ilmu, para pecinta manhaj salaf telah kita lewati bersama pada pembahasan
sebelumnya tentang sosok kepalsuan seorang Iqbal Damiri dan Abu Bakar Jombang
yang telah dengan keji melakukan penghapusan data tasjilat serta pengacakan
terhadap data-data rekaman pelajaran di darul hadits Al-Fiyusy hal tersebut
bukannya tanpa sebab tentunya !! Namun karena
dilandasi sebuah pemikiran sesat terselubung yaitu pemikiran haddadiyyah yang
mengharuskan pemusnahan terhadap kitab-kitab yang terdapat padanya kesalahan
aqidah atau yang sejenisnya, namun apa yang mereka lakukan adalah jauh lebih
dahsyat dikarenakan data-data yang mereka hapus tak satupun terdapat padanya
kesalahan dalam aqidah ! Duhai seandainya mereka mampu untuk menunjukkan
kesalahan aqidah tersebut !
Jejak langkah
hajuriyyun perlahan mulai mereka tapaki selangkah demi selangkah sampai melampaui batas sekte
haddadiyyah, sebagaimana yang dikatakan oleh syaikhuna al-faqih Abdurrahman
Al-Adeni hafidzahullah selepas kepulangan beliau dari umroh yang terakhir,
beliau berkata kepada saya secara pribadi :
"telah
mengabarkan kepadaku seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik tentang
dakwah di Indonesia bahwa Luqman berjalan dalam dakwahnya sebagaimana jalan yang
telah ditempuh oleh Al-Hajuri"
Hal itupun terjadi
pada sosok yang dicitrakan sebagai seorang "ustadz" dan
"qudama" dia adalah Abdul Hakam At-Tamimi yang kini beralih profesi
sebagai pedagang mobil bekas di Aden dan wartawan dadakan desas-desus pemberitaan
tentang Aden dan sekitarnya, untuk itulah mengapa berat baginya untuk kembali
pulang ke tanah air mengikuti nasehat ustadz kibar yang didengung-dengungkannya
belum lama ini, ya saya katakan demikian karena baru beberapa waktu yang lalu
dia sendiri sering mengkritisi dakwah asatidzah di Indonesia sebagai dakwah
yang ruwet dan suka ribut-ribut, masih terngiang jelas di telinga ucapannya
kepada saya, "di Indonesia ruwet,
para da'inya suka ribut, enak di Yaman, waktunya taklim, taklim... Waktunya kerja,
kerja..., makanya ana malas pulang karena mau gak mau pasti bakalan ikut
dilibatkan, rapat ini rapat itu, biasalah jama'ah " (secara makna,
dialog asli dalam logat bahasa jawatimuran)
Cukuplah Allah ta'ala sebagai saksi atas apa yang saya
persaksikan di atas !!! Dan laknat Allah terhadap para pendusta !
Wahai ikhwah
sekalian saksikanlah bagaimana perlahan tanpa disadari kejahilan yang akut
diiringi semangat menggebu tanpa ilmu dalam bermanhaj menyeret pelakunya ke
dalam tindak tanduk berlebihan tak terkontrol hingga sampai kepada derajat
menanamkan doktrin kebencian terhadap seorang muslim bahkan seorang ulama
sunnah kepada seorang balita berusia tiga tahun, mendikte serta mentalqin
pencelaan dan penghinaan terhadap seorang ulama yang ironisnya merupakan orang
yang banyak berjasa terhadapnya, sungguh betapa serupanya apa yang mereka
perbuat dengan tindak tanduk konyol para hajuriyyun dan betapa dekatnya mereka
kepada manhaj ghuluw haddadiyyah tanpa disadari, saksikanlah wahai orang-orang
yang berfitrah waras bagaimana seorang Abdul Hakam mentalqin anaknya yang baru
berumur tiga tahun melakukan pencelaan terhadap ulama, duhai kiranya dia
mengajari si anak tersebut tauhid dasar terlebih dahulu serta adab.
Sebuah potongan
suara seorang anak kecil yang disebarkan secara terang-terangan di dalam grup
WA mereka yang kemudian dikomentari oleh para pengikutnya dengan perkataan,
"wah kalau begitu kami juga akan mengajari anak-anak kami demikian"
________________________
unduh audio bukti
pendoktrinan konyol kepada seorang balita disini
8 Rojab 1436 H
Darul Hadits
As-Salafiyyah, desa Al-Fiyusy, Lahj - Republik Yaman
Thullabul
Ilmi Yaman