DIPERSILAHKAN MENYEBARKAN ARTIKEL BLOG DENGAN MENYERTAKAN LINK SUMBERNYA

Kamis, 08 Oktober 2015

Sisilah Nasihat Al-Imam Muqbil (4)

ANTARA MEMBABI BUTA DALAM
AL-JARH WAT TA'DIL DAN KURANG
MENARUH PERHATIAN TERHADAP
PERKARA YANG LEBIH UTAMA YAITU ILMU


Oleh: Al-Imam Muhaddits Muqbil Bin Hadi Al-Wadi'i rahimahullah


Pertanyaan,
Perlu diperhatikan bahwasanya sebagian orang-orang yang menisbatkan diri kepada salafiyyah, menyibukkan diri dengan kritikan dan pentahdziran terhadap kelompok-kelompok, dan kurang perhatian terhadap perkara menuntut  ilmu, -di pihak yang lain- terdapat orang-orang yang menaruh perhatian lebih terhadap ilmu dan meninggalkan tahdzir, hingga sampai pada mereka suatu pemikiran bahwasanya kritikan bukanlah termasuk manhaj ahlus sunnah sama sekali, maka bagaimanakah yang benar terhadap permasalahan di atas ?

Jawaban,
Mereka yang menyibukkan diri dengan kritikan dan tahdzir, mereka teranggap melalaikan menuntut ilmu dan berlebih-lebihan di luar batas kemampuan dalam perkara kritikan.

Para ulama kita, apabila engkau melihat kepada biografi Ibnu Abi Hatim engkau akan mendapati beliau merupakan seorang hafidz besar bahkan beliau digelari sebagai syaikhul islam. Demikian pula al-imam Al-Bukhari dan al-imam Ahmad bin Hanbal dan Yahya bin Ma'in, Yahya bin Said Al-Qotthon, Abu Hatim, Abu Zur'ah, Ad-Daruquthni, Ibnu Hibban, dan Al-Hakim sungguh mereka telah mengeluarkan banyak karya tulis yang bermanfaat, dalam bidang tafsir, dalam bidang ilmu hadits. Dan mereka menyusun kitab-kitab yang bermanfaat dan mereka menjaga sunnah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam untuk kita.

Mereka juga mengeluarkan kitab-kitab yang bermanfaat dalam bidang al-jarh wat ta'dil, maka sepatutnya untuk mengumpulkan antara yang demikian (ilmu dan kritikan kepada kebatilan), jika tidak maka seseorang teranggap kurang dan menyepelekan. Dan aku bertanya kepadamu, 
  • dengan timbangan apakah engkau akan menimbang manusia apabila engkau bodoh terhadap ilmu yang bermanfaat ? 
  • apakah engkau akan menimbangnya di atas hawa nafsu ?
  • ataukah dengan perkataan seorang syaikh ?

Maka apabila syaikh tersebut rujuk, engkau pun ikut rujuk ! Dan apabila syaikh tersebut menyimpan kemarahan terhadap suatu kelompok engkau pun ikut-ikutan ?!

Maka sepatutnya untuk menggabungkan antara yang ini dan yang itu.

Dan pihak lainnya yang menaruh perhatian terhadap ilmu namun tidak menaruh perhatian dalam al-jarh wat ta'dil, maka pihak tersebut dalam pandanganku adalah LEBIH BAIK daripada pihak yang pertama.

Dikarenakan pihak pertama masuk dalam perkara yang bukan kapasitas dia untuk masuk padanya, akan tetapi pun pihak yang kedua teranggap telah meruntuhkan bagian yang penting -dalam sunnah-.

Dan karya tulis saudara kita Bakr bin Abdillah Abu Zaid -berjudul- «pengelompokan manusia antara prasangka dan yakin» teranggap yang paling buruk dari seluruh karya tulis yang beliau tulis, banyak dari karya-karya tulis beliau alhamdulillah termasuk karya-karya tulis yang terbaik, maka semoga Allah membalas beliau dengan kebaikan.....................

(kemudian asy-syaikh Muqbil menyebutkan dalil-dalil tentang ilmu al-jarh wat ta'dil)

Maka orang-orang yang zuhud terhadap bidang al-jarh wat ta'dil maka dia telah zuhud terhadap sunnah .......................

Maka aku katakana, tidaklah seseorang zuhud terhadap ilmu ini melainkan seorang yang bodoh atau seorang yang dalam hatinya ada dendam atau seseorang yang mengetahui bahwa dirinya majruh sehingga dia memalingkan orang dari al-jarh wat ta'dil dikarenakan dia mengetahui bahwa dirinya merupakan seorang yang majruh.

Allah enggan kecuali memberikan pertolongan kepada agamaNya, dan untuk meninggikan kalimatNya dan untuk menampakkan kebenaran.

Maka jadilah ahlus sunnah dengan al-jarh wat ta'dil, seakan-akan mereka sebelumnya tertidur, maka Allah memudahkan bagi mereka dengan sosok yang membangunkan mereka.

Sebelumnya mereka tidak berbicara tentang al-jarh wat ta'dil, seakan-akan yang demikian itu khusus di zamannya Al-Bukhari dan Muslim. Sekarang, tidakkah kita men-jarh orang-orang yang menyatakan bahwa demokrasi itu tidak bertentangan dengan Islam ?!

Bukankah merupakan sebuah fakta untuk orang seperti itu di-jarh dan dijelaskan kepada manusia bahwa orang seperti itu merupakan dajjal diantara para dajjal ?! sekarang, tidakkah di-jarh orang-orang yang melakukan pencelaan terhadap para ulama kaum muslimin ?!

Maka bagaimana bisa para ulama kita yang mulia dicela dan kita diam saja dari yang demikian ?! Maka sepatutnya untuk menggabungkan antara yang ini dan yang itu (antara ilmu dan jarh di atas keilmuan)

[Fadhoih Wa Nashoih, hal 111 - 117]

sumber disini atau download


Thulabul Ilmi Yaman


Tidak ada komentar:

Posting Komentar